Kamis, 12 September 2013

Cerita seorang anak


http://info.pacificquest.org/Portals/166867/images/url.jpeg
3 tahun sudah anak itu mengalami hal yang mungkin sangat berat untuk seumurannya. Disingkirkan dari pergaulan teman-teman sebayanya, dia berusaha tetap melawan arus hinaan dari teman-temannya. Entah apa yang berbeda dari anak ini, bahkan sampai saat ini dia masih bertanya-tanya “Apa sih salahku?,”.

Setahun pertama dia berhasil melewatinya. Tapi entah kenapa tahun kedua, ada orang-orang yang mulai iri dengan prestasinya, entah prestasi atau karna anak ini sering keluar dari kelasnya untuk urusan sekolah.
Dia berusaha mendewasakan dirinya, tapi hatinya tak sekuat batu. Batu pun kalau dipukul berkali-kali akan berakhir remuk. Pertahanannya runtuh, air matanya keluar lagi. Berulang kali dia berkata kepada ibunya “Bu, aku pingin pindah, aku nggak mau sekolah di sekolah itu, aku ngga kuat!,”, anak itu selalu mengeluh kepada ibunya. Tapi ibunya dengan bijak berkata “Dimana pun kamu pindah semuanya akan sama, masalah itu harus dihadapi bukan di lewati begitu saja,”.
Dia mulai menerima. Sampai sekarang ditahun ketiga. Dia mendapat ejekan dari temannya. Dipasang-pasangkan, itu masalahnya sekarang. Tapi bukan itu yang dia permasalahkan, kata-kata “Aku bisa mendapatkan lebih baik dari pada dia, 1000% malah,” itu diucapkan didepan mata anak ini. Dia merasa harga dirinya disobek-sobek didepan umum, seolah-olah dia adalah gadis yang tak ada harganya. Hatinya kembali bergejolak. Sampai akhirnya dia pergi, mencurahkan semuanya keseseorang yang lebih mengerti dia saat itu. Beliau sangat sabar mendengarkan curahan hati anak ini. Saran-saran yang beliau sampaikan pada anak ini sangat membantu batin anak ini menjadi tenang.
Hati yang tadinya meledak-ledak kembali tenang dan dia kembali seperti dia biasanya. Dia kembali kepertahanannya. Sekarang dia hanya berharap, dia kuat sampai akhir dari cerita ini.

0 komentar:

Posting Komentar